sebuah gerakan sederhana mencintai bumi

Minggu, 1 Mei 2011

Sesuai janji, kami bertemu  di halaman kampus APMD Yogyakarta pukul tiga sore. Selanjutnya kami akan melakukan kegiatan rutin Gerakan Peduli Lingkungan untuk membersihkan lingkungan dengan tangan kami sendiri, sekaligus melakukan Kampanye Bersih kepada masyarakat sekitar. Kali ini, kami berencana melakukan kegiatan tersebut di Pantai Kwaru, Bantul. Menurut informasi yang kami dapatkan, sampah di Pantai Kwaru sedang dalam kondisi yang memprihatinkan.

Satu persatu relawan GPL berdatangan. Setelah kedua belas relawan telah berkumpul, kami berangkat ke Pantai Kwaru yang berjarak sekitar 45 menit dari Kota Jogja.

Sore masih belum sepenuhnya habis ketika kami sampai di Pantai Kwaru. Namun mendung yang menggantung menghalangi kami menikmati tenggelamnya matahari di bibir pantai. Setelah bertemu dengan salah satu relawan GPL yang tinggal di sekitar pantai Kwaru, kami melakukan observasi lingkungan di sekitar tempat kami akan menghabiskan malam. Nampak disana sebaran sampah di setiap tempat yang kami temui. Yah…., tugas sudah menanti kami esok pagi.

Maghrib pun tiba. Saatnya mengucap syukur kepada Allah SWT bahwa kami masih diberikan kesadaran dan kesempatan untuk melakukan sesuatu untuk bumi tercinta. Di sela jama’ah maghrib dan isya, kami sempat bertemu dan berdiskusi dengan ketua RT setempat tentang rencana kegiatan kami dari awal hingga akhir. Ketua RT yang berwenang di Pantai Kwaru sangat mendukung kegiatan yang kami lakukan, bahkan beliau mendorong kami untuk melakukan kegiatan semacam ini di Kwaru secara rutin.

Selepas isya, satu persatu relawan membongkar isi tas nya, berbagai macam makanan ringan dan minuman siap saji dikeluarkan. Dhanny, koordinator kegiatan ini, segera mengeluarkan kompor dan memanaskan air untuk membuat kopi. Jam menunjukkan pukul 19.45 WIB ketika dua orang relawan dari Jogja datang terlambat dan segera bergabung dengan kami. Acara pertama dimulai.

Sambil membuat kopi dan menikmati makanan ringan, kami mendengarkan presentasi tentang jenis-jenis sampah, karakter dan cara pengolahannya. Di sinilah kami belajar lebih. Di GPL, relawan tidak hanya memiliki kesempatan untuk meningkatkan kesadaran menjalani hidup bersih ataupun menjaga lingkungan saja, namun relawan juga diharapkan selalu memperdalam pengetahuan tentang permasalahan sampah dan pengelolaannya.

Presentasi yang santai dan disertai dengan obrolan-obrolan yang penuh canda tawa membuat suasana malam itu sangat nyaman buat kami. Meski diluar, hujan deras tak kunjung berhenti dan gemuruh ombak dahsyat mewarnai malam di pesisir pantai selatan Jawa itu.

Tak terasa malam semakin larut, presentasi dan diskusi tentang sampah pun usai. Kami baru menyadari bahwa perut kami belum terisi nasi. Dengan cekatan beberapa relawan menanak nasi dan memanaskan air untuk membuat mie rebus. Dan canda tawa terus berlanjut. Entah cuacanya yang memang hangat atau kebersamaan kami yang menghangatkan suasana, kami tak merasa kedinginan pada malam yang diguyur hujan deras ini. Makan malam sederhana pun terasa istimewa.

Satu persatu relawan mencari tempat untuk merebahkan diri, relawan laki-laki merebahkan diri di pondok yang terbuka, sedang yang perempuan beristirahat di dalam tenda yang didirikan disamping pondok. Meski sebagian besar sudah jatuh terlelap, namun masih saja ada beberapa relawan usil yang bermain gitar dengan suara keras dan serak, sesekali mereka bercanda tawa sebelum akhirnya memilih untuk memutar dua film animasi yang cukup menarik.

Tak berapa lama setelah film animasi kedua diputar, adzan subuh terdengar berkumandang. Satu persatu relawan dibangunkan untuk mendirikan sholat subuh bersama. Sungguh pengalaman yang indah.

Langit gelap sedikit demi sedikit memudar. Cahaya fajar mulai menunjukkan deburan ombak yang menghantam pantai. Seperti orang yang tak sabar, kami mendekati bibir pantai yang sekalipun tak berani kami sapa malam sebelumnya. Tiga puluh menit kemudian, kami hanya bermain-main di pantai, menikmati debur ombak, menyentuh air laut, berjalan-jalan di pasir yang lembut hingga mengambil gambar yang sudah bisa dipastikan pasang gaya narsis.

Tepat pukul 6 pagi, kami mulai membagi kantong plastik ukuran besar untuk menampung sampah yang kami kumpulkan. Perburuan dimulai. Lima belas relawan bergerak menyisir lorong cemara sebelah barat. Belum lagi lima puluh meter kami berjalan, kami sudah merasa bahwa sebaran sampah di lokasi itu sungguh juara. Juara kotornya. Kami terus bergerak mengumpulkan sampah-sampah non organik seperti plastik, gabus (styrofoam), karet, kaleng, botol minuman, pecahan kaca dan sebagainya.

Satu persatu kantong plastik kami penuh dengan sampah. Belum setengah perjalanan sudah lebih dari sepuluh kantong plastik sampah terkumpul. Setelah lorong cemara sisi barat kami sisir hingga ujung, kami lanjutkan dengan menyisir bibir pantai dengan berjalan ke arah sebaliknya. Disini kami juga mengumpulkan puluhan kantong plastik penuh sampah. Sesekali ketika ombak besar dating, kami harus bersicepat berlari ke tempat yang aman, untuk kemudian kembali ketika ombak sudah turun ke laut. Yang menarik untuk kami catat di sini adalah, setiap kali kami membersihkan bibir pantai dari sampah, ombak akan mengirimkan sampah lain ke pantai. Hingga kami mengambil kesimpulan bahwa banyak terdapat sampah yang terombang ambing di laut Pantai Kwaru ini.

Tepat pukul delapan pagi, kami baru menyelesaikan sisi barat pantai Kwaru, padahal target kami sebelumnya kami sudah harus menyelesaikan kedua sisi pantai pada pukul delapan. Target kami tidak terpenuhih karena minimnya relawan yang terlibat dibanding dengan banyaknya sampah di Pantai Kwaru. Pengambilan sampah terpaksa kami hentikan, karena siang ini, banyak relawan yang harus kembali melanjutkan aktivitas hariannya di kampus ataupun di kantor.

Bersih-bersih pantai Kwaru diakhiri dengan evaluasi singkat tentang jalannya kegiatan GPL di Kwaru dan rencana kegiatan berikutnya.

Sebelum kembali ke Kota Jogja, kami sarapan dengan menu favorit setiap kegiatan GPL diselenggarakan, nasi dan mie rebus, membersihkan tempat kami menginap dan mendistribusikan sampah yang telah kami kumpulkan.

Selamat jalan relawan juara! Sampai jumpa pada kegiatan GPL berikutnya.

Comments on: "Laporan Bersih-Bersih Pantai Kwaru" (7)

  1. Kalianlah para RELAWAN sesungguhnya,,,,, JUARA…

  2. dik zaki said:

    Everyone can be hero.
    and to my friends of “Gerakan Peduli Lingkungan” you are the real Hero
    keep your intention and keep our world

    SPIRIT>>>

  3. yulia suganda said:

    kebaikan yang kalian lakukan pasti tidak akan membawa effecy yang sia-sia. pasti semua itu akan membawa hikmah untuk semuanya. setidaknya cara kita bersyukur pada ciptaan Tuhan tentang alam yang sudah sepatutnya kita jaga. karena hakikatnya adalah kebersihan sebagian dari iman. dengan kita menjalankan niat kita ini berarti telah memulai untuk berdakwah lewat alam………dengarkanlah suara alam, renungkanlah apa yang ada di alam dan rasakan jantungnya ketika ia meritih pada kita……maka selamatkan mereka dari sampah.

  4. ah, iri tingkat tinggi.. sedari dulu sangat ingin mengikuti kegiatan-kegiatan seperti ini… semoga didaerahku dan daerah lainnya juga bermunculan GPL-GPL berikutnya..
    sungguh kegiatan yang patut ditiru..:))

    SALUT n’ BRAVO..!!

    • mbak, kenapa ga bikin GPL disana? sementara ini qr baru bisa meng cover Jogjakarta, Semarang, Bandung dan Surabaya dan sekitarnya, dirimu di Padang, kan?
      Kalo dirimu bisa bikin kegiatan GPL di Padang dan sekitarnya, ntar qt bantu promosiin

  5. Lestari Alamku, Lestari Negeriku……
    Merdekaaaaaaaaaaaaaaaaaa……………….

Leave a reply to yulie anto Cancel reply